Dimodifikasi, Bakteri Bisa Jadi Pembangkit Listrik
Untuk membuat listrik, bakteri itu menggunakan bahan bakar air limbah. Menariknya, air limbah itu sekaligus dapat diproses menjadi air bersih.
Sejumlah ilmuwan menemukan cara mengoptimalkan sebuah perangkat inovatif sebesar mesin cuci yang memanfaatkan bakteri yang hidup di limbah perkotaan untuk membangkitkan listrik. Tetapi, di saat yang sama, proses ini juga sekaligus bisa membersihkan saluran pembuangan. Diperkirakan, versi komersial dari perangkat ini akan marak di negara-negara berkembang ataupun negara yang kesulitan air.
“Prototipe alat yang kami buat dilengkapi dengan inovasi yang mampu mengolah lima kali lebih banyak air kotor dan enam kali lebih efisien dengan harga separuh dari harga mesin terdahulu,” kata Orianna Bretschger, peneliti yang melaporkan temuannya tersebut. “Kami berhasil meningkatkan kapasitas pemulihan energinya dari hanya sekitar dua persen menjadi 13 persen, yang merupakan langkah maju ke arah yang benar. Ini membuat kami yakin bahwa kita bisa menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup jika teknologi ini diimpelemtasikan secara komersial,” ucapnya.
Pada akhirnya, kata Bretschger, kita bisa memiliki alat pembersih air secara “cuma-cuma” dan artinya, air bersih akan bisa hadir di banyak negara berkembang. Atau bahkan di kawasan yang sulit air di Amerika Serikat, seperti daerah selatan California, lewat penggunaan teknologi pengolahan air limbah.
Alat yang dikembangkan oleh Bretschger dan timnya di J. Craig Venter Institute adalah versi lain dari microbial fuel cell (MFC). Mereka bereaksi dengan mengombinasikan hidrogen dan oksigen, misalnya untuk memproduksi listrik sekaligus air bersih. MFC ini sendiri merupakan sel bahan bakar biologi. Mereka menggunakan senyawa organik seperti material yang ada di saluran pembuangan sebagai bahan bakar, lalu mikroba mengurai senyawa organik itu. Pada proses melakukan penguraian tersebut, bakteri memproduksi elektron yang merupakan unit dasar dari listrik.
Yang menarik, kata Bretschger, mikroba yang tinggal di komunitas MSC kemungkinan mampu pula menguraikan polutan yang berpotensi berbahaya seperti bensol dan toluena yang bisa juga hadir di endapan lumpur. Dia juga cukup efektif untuk menghilangkan material organik dan menurunkan jumlah mikroba penyebab penyakit dari air limbah hingga 97 persen. “Angka itu tampak besar, tetapi tidak cukup untuk menghasilkan air layak minum. Untuk dapat diminum, kita perlu membersihkan hingga 99,99 persen material organik dari air,” ucapnya.
(Abiyu Pradipa. Sumber: BioScholar)
(Abiyu Pradipa. Sumber: BioScholar)
0 komentar:
Posting Komentar