Pengetahuan Medan Dan Pengenalan Peta Kompas
Pengetahuan medan dan peta kompas diberikan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan di alam bebas. Pengetahuan ini mutlak diketahui oleh search rescue unit.
Dalam tulisan ini penyajiannya diberikan dalam 4 bagian, yaitu :
1. 4-6 angka grid pada peta dan simbol peta.
2. Pengetahuan bentuk dan nama kenampakan alam dan hubungannya dalam gambar di peta.
3. Bagaimana meletakan peta yang sesuai, mengambil bearing dengan sudut deviasinya, menentukan posisi dengan cross bearing.
4. Merencanakan rute; menentukan jarak dan waktu tempuh melalui peta.
2. Pengetahuan bentuk dan nama kenampakan alam dan hubungannya dalam gambar di peta.
3. Bagaimana meletakan peta yang sesuai, mengambil bearing dengan sudut deviasinya, menentukan posisi dengan cross bearing.
4. Merencanakan rute; menentukan jarak dan waktu tempuh melalui peta.
1. Menentukan Posisi dan Simbol di Peta
1.1. Menentukan Posisi
Penunjukan posisi pada peta dengan 4-6 angka; lokasi dapat ditunjukkan dengan koordinat geografi, misalnya lintang selatan dan bujur timur. Ia dapat ditunjukkan dengan memakai grid.
1.2 Simbol peta
Peta merupakan penggambaran alam secara simbolik. Karena itu, sebelum menggunakan peta kita harus memahami simbol peta yang terletak di legenda. Peta yang dipergunakan para pendaki umumnya adalah peta Topografi dengan simbol sebagai berikut (halaman sebelah).
Biasanya peta topografi yang ada sekarang dibuat beberapa puluh tahun yang lalu, sehingga ada kemungkinan perubahan penunjuk arah sebagai akibat pergeseran magnet bumi. Untuk itu harus dilakukan perhitungan deviasi pada peta .
Antara Utara sebenarnya dan Utara Magnetik disebut deklinasi magnetik bumi, yang besarnya berubah setiap saat. Untuk daerah tropik perubahan tersebut sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Tetapi untuk peta daerah sub tropik sampai daerah kutub, perhitungan deviasi peta dijelaskan lebih lanjut dalam menentukan posisi.
2. Pengetahuan bentuk dan nama kenampakan alam dan hubungannya dengan peta.
2.1 Ketinggian
Untuk menggambarkan ketinggian, terdapat dua cara pada peta:
1.Garis kontur
2.Titik ketinggian
2.Titik ketinggian
gambar 2. garis kontur dan titik ketinggian
2.2. Kontur
Merupakan garis khayal dengan ketinggian yang sama. Untuk membayangkan kita harus dapat membayangkan bentuk 3 dimensi alam dari suatu kontur.
gambar 3. penggambaran kontur
2.3 Bentuk bentuk alam dan gambar dipeta
Lembah dan punggungan
gambar 4. lembah ,punggungan dan perbukitan yang memanjang
Jalan menuju puncak umumnya berada diatas punggung (lihat garis titik-titik) sedangkan disisinya terdapat lembah yang umumnya berisi sungai( lihat garis gelap). Perbukitan yang memanjang di Jawa Barat, umumnya disebut ‘pasir’ seperti misalnya: Pasir Pangrango, Pasir Oray, Pasir Datar,dll.
Plateau
Daerah dataran tinggi yang luas
Daerah dataran tinggi yang luas
gambar 5. plateau
Col
Daerah rendah antara dua buah ketinggian.
Daerah rendah antara dua buah ketinggian.
Saddle
Hampir sama dengan col, tetapi daerah rendahnya luas dan ketinggian yang mengapit tidak terlalu tinggi.
Hampir sama dengan col, tetapi daerah rendahnya luas dan ketinggian yang mengapit tidak terlalu tinggi.
gambar 6. saddle dan pass
Pass
Celah memenjang yang membelah suatu daerah ketinggian.
Celah memenjang yang membelah suatu daerah ketinggian.
3. Menentukan posisi dan cross bearing.
3.1 Hitung deviasi pada peta:
A=B+(CxD)
A: Deklinasi magnetis pada saat tertentu.
B: Deklinasi pada tahun pembuatan peta.
C: Selisih tahun pembuatan.
D: Variasi magnetis.
B: Deklinasi pada tahun pembuatan peta.
C: Selisih tahun pembuatan.
D: Variasi magnetis.
Contoh:
Diketahui bahwa :
- Deklinasi magnetis tahun 1943 (pada saat peta dibuat) adalah: 0° 30′(=B).
- Variasi magnet pertahun: 2′(=D)
Diketahui bahwa :
- Deklinasi magnetis tahun 1943 (pada saat peta dibuat) adalah: 0° 30′(=B).
- Variasi magnet pertahun: 2′(=D)
Pertanyaan:
Berapa deviasi bila pada peta tersebut digunakan pada tahun 1988?(=A)
Berapa deviasi bila pada peta tersebut digunakan pada tahun 1988?(=A)
Perhitungannya:
A = B + (CxD)
= 0° 30′ + {(88-43)x 2′}
= 0° 30′ + 90′
=120′
=2ยบ0′
A = B + (CxD)
= 0° 30′ + {(88-43)x 2′}
= 0° 30′ + 90′
=120′
=2ยบ0′
3.2. Mengukur sudut
a. Mengukur dari peta :
Sudut peta – deviasi (jika deviasi keTimur)= sudut kompas.
Sudut peta + deviasi (jika deviasi ke Barat)=sudut kompas.
Sudut peta – deviasi (jika deviasi keTimur)= sudut kompas.
Sudut peta + deviasi (jika deviasi ke Barat)=sudut kompas.
b. Mengukur dari kompas :
Deviasi Timur: sudut kompas + deviasi = sudut peta.
Deviasi Barat sudut kompas – sudut = sudut peta.
Deviasi Timur: sudut kompas + deviasi = sudut peta.
Deviasi Barat sudut kompas – sudut = sudut peta.
3.3. Setelah mengukur utara kompas, sesuaikan garis bujur dengan utara kompas kurang lebih deviasi.
3.4. Membuat cross bearing
1. Hitung sudut dari dua kenampakan alam atau lebih yang dapat kita kenali di alam dan di peta.
2. Buat garis sudut dengan menghitung deviasi sehingga menjadi sudut peta pada kertas transparan
3. Letakkan di atas peta sesuai dengan kedudukannya.
4. Tumpuklah.
2. Buat garis sudut dengan menghitung deviasi sehingga menjadi sudut peta pada kertas transparan
3. Letakkan di atas peta sesuai dengan kedudukannya.
4. Tumpuklah.
0 komentar:
Posting Komentar