Rabu, 10 Agustus 2011

Sebuah Cerita Perjalanan Pendakian ke Gunung Raung



Puncak sejati Gunung Raung terletak diantara kabupaten bayuwangi dan jember, 13 jam waktu perjalanan jika ditempuh dengan kereta api dari kota jogjakarta.
Pada tanggal 04 0ktober 2010 Tim pendakian Gunung Raung Mayapala memulai perjalanan pendakian ke Gunung Raung. Perjalanan dimulai dari sekretariat Mayapala di STMIK AMIKOM Yogyakarta menuju stasiun Lempuyangan, kemudian dilanjutkan dengan kereta menuju Stasiun Kali Baru Bayuwangi. Pada pukul  20.50 tim tiba di stasion Kali Baru Banyuwangi dan langsung melajutkan perjalanan menuju rumah pak Suto (basecamp).
Pada jam 13.30 (5/10) Tim memulai pendakian ke pos 1. Jalur ke Pos 1 adalah jalan yang sering digunakan warga untuk berkebun oleh karena itu banyak sepeda motor lalu lalang melintasi kami. Pos 1 adalah kawasan kebun kopi milik warga setempat dan sebelah baratnya ada sungai yang jernih yang mengalir yang air bisa digunakan untuk segala keperluan.

Tim Pendakian Gunung Raung Mayapala bersama Pak Suto
Tim Pendakian Gunung Raung Mayapala bersama Pak Suto
Pada Jam 10.10 (6/10) tim berangkat menuju pos 2, pada awal perjalanan dari pos satu sepanjang perjalanan masih berupa tanaman kopi milik warga kemudian banyak rintangan yang di temui diantaranya vegetasi yang rapat, banyak pohon-pohon besar yang tumbang, pacat, duri-duri dari pohon rotan yang selalu menghiasi jalur pendakian. Jam 17.15 setelah pendakian yang melelahkan tim pun tiba di pos 2. Di pos 2 banyak terdapak jirigen yang sudah dipotong untuk menadah air hujan tapi semuanya kosong karena pada saat itu hujan tidak turun.
Tim Pendakian Gunung Raung Mayapala saat melepas lelah
Tim Pendakian Gunung Raung Mayapala saat melepas lelah
Pada jam 09.30 (7/10) pendakian pun dilanjutkan menuju pos 3. Jalur bertambah semakin sulit karena sepanjang jalan tim masih menjumpai pacat dan tanaman berduri (arbe), hampir dari sebagian tim ada yang tangan nya berdarah bahkan ada cover ransel yang tersobek karena duri tanaman arbe dan ada cerita yang lucu, duri sempat masuk ke hidung salah satu tim dan ada juga yang terkait di rambut salah seorang karena panjangnya rambut. Selain itu curah hujan di jalur pendakian sangat tinggi sehingga jalur sangat licin untuk dilalui. Jam 10.50 tim baru sampai di camp 3 yang merupakan tempat istirahat sementara antara pos 2 dan pos 3.
Jalur ke Gunung Raung setelah pos 3
Jalur ke Gunung Raung setelah pos 3
Disepanjang perjalanan banyak terdapat botol-botol yang sengaja digunakan untuk menampung air hujan sehingga setiap ada pendaki yang melalui jalur tersebut bisa memanfaatkan air hujan yang sudah terkumpul di botol. Jalur ini merupakan jalur yang tidak terdapat mata air sehingga setiap pendaki harus meminimalisir pemakaian air minum bahkan selama perjalanan tim hanya diperbolehkan meminum ½ liter per orang.
Kondisi jalur semakin sulit dan berbahaya karena kanan dan kiri jalur berupa jurang yang terjal, hujan pun mulai turun akhirnya pada jam  17.00 tim sampai di pos 3. Dari camp 3 menuju pos 3 ada sebagian jalur tertutupi tanaman sangat rapat untuk melewati nya harus merayap bahkan karena sulitnya jalur ada sebagian tim yang tiba dipos 3 ketika gelap dan harus menggunakan senter selisih dengan tim yang lain lumayan lama mencapai 1 jam, tapi semuanya mencapai pos 3 dengan penuh semangat.
Pada hari selanjutnya (08/10) cuaca tidak mendukung untuk melanjutkan perjalanan, hujan rintik-rintik terus membasahi tenda dan demi keselamatan atau hal yang tidak diinginkan maka tim menunggu hingga hujan benar-benar reda. Akhirnya pada jam 11.10 setelah hujan reda dan melakukan persiapan tim melanjutkan menuju pos 4 dengan harapan tanpa kendala apapun.
Pada saat perjalanan menuju pos 4 lebih kurangnya 45 menit perjalanan pada jam 12.10 dari pos 3 salah seorang tim yang bertugas sebagai pembuka jalur dikagetkan dengan penemuan sesosok jenazah, Salah seorang dari tim memberi sinyal tanda bahaya dan semua anggota tim berkumpul, setelah semua berkumpul tim memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan misi pun berubah menjadi evakuasi jenazah. Tim menyebar melakukan tugas masing-masing sebagian melakukan indentifakasi terhadap jenazah dengan mengumpulkan data-d ata yang ada, karena sudah diputuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan sebagian lagi mencari tempat untuk membuat tenda karena letak jenazah di jalur terpaksa tenda didirikan di dekat jenazah yang kebetulan posisi tanahnya sangat miring bahkan kami harus meratakan sebagian tanah.
Hasil identifikasi
Hasil identifikasi
Setelah melakukan indentifaksi terhadap jenazah yang ditemukan yang secara kebutulan jenazah membawa identias lengkap seperti KTP, jenazah langsung di tutup dengan hammock salah seorang tim untuk melindungi jenazah dari hal yang tidak diinginkan. Semuanya dilakukan dengan cepat dan hati-hati.
Sebagian tim masih meratakan tanah untuk membuat tenda dan sebagian lagi malakukan E-call (emergency call) dengan masuk ke frekuensi radio untuk mencari informasi tim SAR terdekat. Tim juga meminta bantuan ke Basecamp (pak sutoe) dan salah seorang yang ada di sekretariat MAYAPALA STMIK-AMIKOM JOGJAKARTA untuk meminta informasi tim SAR yang bisa dihubungi. Tim menggunakan 2 alat komunikasi (hp dan ht) untuk memperlancar informasi dan bantuan.
Akhirnya  tim berhasil mendapatkan frekuensi emergency setempat (kalibaru bayuwangi). Setelah beberapa rangkaian hal dilakukan termasuk memberi data jenazah dan jumlah serta kondisi tim pendakian kepada pihak terkait, akhirnya tim mendapat informasi bahwa eavakuasi jenazah akan dilakukan besok hari maka tim juga berkomitmen menunggu jenazah hingga tim evakuasi datang.
(9/10) Sambil menyiapkan sarapan Pagi, kami terus melakukan komunikasi hingga dapat informasi bahwa yang akan melakukan evakuasi dari 3 tim diantaranya penduduk Kali Baru, SAR gabungan Jember, Banyuwangi yang dikoordinir oleh pak donky dan datok dari ketua tim  SAR OPA Jember. Kami sudah melakukan packing semua barang-barang kecuali tenda untuk kondisi darurat sambil menunggu tim evakuasi datang. Pada jam 15.00 kami dapat kabar dari frekuensi emergency (838) bahwa evakuasi sementara di hentikan karena cuaca buruk dan tim sudah berada di pos 1 besok baru melanjutkan ke pos 2.
Malamnya seorang dari tim pendakian mendengar suara gaungan anjing untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan terjadi tiap 2 jam jenazah selalu dipantau. Malam hari kami terus melakukan komunikasi untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait, baik mengunakan ht ataupun hp. Demi kelancaran dan kesinambungan komunikasi kami sangat menghemat penggunaan hp.
(10/10) Semua kegiatan masih sama dengan hari kemarin melakukan persiapan menunggu tim evakuasi datang yang sudah sampai di pos 2 sambil menjaga komunikasi dengan tim evakuasi. Karena penantian yang lama akan datang tim evakuasi baik dari tim SAR atau polisi Kali Baru waktu kosong kami gunakan  dengan melakukan beberapa hal untuk menghilangkan kebosanan.
Malamnya pada jam 19.40 setelah makan malam kami dapat kabar bahwa tim SAR gabungan yang terdiri dari keluarga jenazah, polisi dan tim SAR OPA Jember sudah sampai di pos 3 tapi karena cuaca dan hari mulai gelap evakuasi dihentikan untuk dilanjutkan besok hari. Sistim evakuasi akan dilakukan secara estafet karena tiap pos sudah disiapkan tim-tim pendukung untuk mempercepat penurunan jenazah.
(11/11) Setelah sekian lama kami menunggu dengan persiapan turun akhirnya pada jam 08.50 tim SAR gabungan pun tiba di TKP. Polisi segera melakukan prosedur mereka, setelah itu di bantu keluarga dan seorang porter, jenazah langsung dibungkus kemudian disiapkan untuk dibawa turun. Setelah semua hal dilakukan pada jam 10.40 semua tim (SAR gabungan, keluarga, polisi, tim mayapala) turun menuju basecamp evakuasi jenazah. Untuk kelancaran evakuasi jalur pun sudah dibersihkan dan jenazah didahulukan sedangkan tim yang lain mengiringi dari belakang. Pada jam 17.00 Semua tim sampai di pos 1 sedangkan jenazah dibawa duluan dan sudah sampai di basecamp evakuasi. Kami juga dapat kabar kalau penyerahan jenazah dari tim SAR kepada keluarga sudah dilakukan. Setelah semuanya berkumpul semua tim langsung di naikkan ke mobil angkut polisi yang sudah menunggu lama dan kami langsung dibawa ke polsek Kali Baru untuk melakukan beberapa prosedur polisi dan evaluasi SAR. Sambil menunggu evaluasi SAR dengan menggunakan mobil yang disediakan Polsek, kami kembali ke basecamp (pak suto) untuk pamitan dan mengambil beberapa barang yang tertinggal. Setelah semuanya dilakukan dengan menggunakan truk angkut Polsek kami tim MAYAPALA berserta tim SAR jember lain di bawa kekampus UNJEM ( sekretari MAPALUS).
Persiapan evakuasi
Persiapan evakuasi
Tiba disana semuanya berkumpul untuk penutupan evakuasi SAR Gunung Raung, evakuasi SAR berjalan baik, semuanya selamat tanpa kendala dan komunikasi pun lancar hingga evakuasi jenazah selesai. Kami juga dapat kabar kalau kami akan di jemput oleh teman-teman dari Mayapala yang sudah dalam perjalanan dari tadi sore. Esok hari setelah tim penjemput datang dan setelah ramah tamah dengan teman-teman MAPALUS UNJEM kami pun melanjutkan perjalanan kembali kejogja kota tujuan.
Foto bersama tim SAR gabungan

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar